Kalau saya ngebahas masalah perkuliahan, dan beliau tahu lewat tulisan khilaf ini, bisa-bisa saya di ekspor di keluarin dari kitab kekeluargaan.
Jadi masalah perkuliahan nggak akan di bahas, so ngebahasnya setelah saya lulus kuliah yah gelar ST(SarjanTerpaksa)
Saya ingin membahas tentang jati dan diri :
Jati berasal dari awalan kata (J) dan Faktanya di akhiri oleh huruf kapital (I) dan terbentuklah JATI yang dimana berfungsi sebagai pelengkap Sahabat seJATI.
Diri adalah sebuah kalimat yang sangat berfungsi untuk kehidupan, jika tidak ada diri maka semua yang ada di dunia ini nggak akan pernah ada, karena diri yang menciptakan sesuatu.
Setelah membaca Definisi Jati dan Diri, pasti kalian sudah tahu, bagaimana saya di dalam ruang pembelajaran.
Apakah kalian pernah dengar tentang Jati diri? Yah pastinya, Siapa sih yang tidak tahu Jati diri
Oh iyah saya pernah dengar kutipan dari teman saya sendiri katanya "Saya kehilangan Jati diri!!! EMERGENCY, Dan akhir dari sebuah kutipanya, membuat rongga tenggorakan saya kering, Hak Hak Hak.
Menurut KBBI (Jati Diri)
"ciri-ciri, gambaran, atau keadaan khusus seseorang atau suatu
benda; identitas; (2) inti, jiwa, semangat, dan daya gerak dr dalam;
spiritualitas"
Mari kita tindak lanjuti "Saya kehilangan jati diri" saya bersama pemikiran yang seadahnya akan mencoba membuat anda paham tentang Jati diri, kalau merasa susah untuk paham, saya akan melatih anda untuk membaca saja.
Bukankah Jati diri sudah ada dalam diri sendiri? Kenapa musti di cari! dan bagaimana dengan orang yang katanya kehilagan jati diri, berkelana melewati lembah mencari dirinya sendiri, itukan lucu. dari awal saya sudah katakan Jati diri ada dalam diri sendiri. tinggal bagaimana anda menggali sejatinya diri, saya pikir dia over pada dirikss, karena faktanya jati diri itu nggak akan pernah hilang ataupun di curi orang, yang biasanya berpura-pura jadi orang lain berarti dia mencoba dalam proses penyiksaan diri.
biar lebih mudah paham kita ambil contoh : Sebuah angin, bentuknya tidak terlihat namun dapat di rasakan, dan faktanya lagi angin tidak pernah tercuri.
Janganlah merasa pesimis, karena sejatinya diri ada pada diri sendiri, Iwan Fals berkata Bongkar, maka bongkarlah yang mestinya harus di bongkar. diri sudah ada nggk usah di cari lagi. kalian hanya perlu membongkar sejatinya diri, nggk usah ngikut-ngikutan idolah, karena untuk mengenal diri sendiri nggak butuh orang lain, diri sendirilah yang menemukan sejatinya diri.
"Jangan pernah jadi orang yang lain, tetaplah jadi diri sendiri memerdekakan diri untuk hidup di muka bumi".
Kirain jati diri itu pohon jati yg berdiri sendiri
BalasHapusMaka dari itu marilah kita menanam pohon Jati agar hidup ini cerah berseri!!! :)
HapusSetidaknya ini karya satir yang penuh kontemplasi hakhakhak
BalasHapusMba Gustyanita sepertinya sudah sangat paham dengan cara ketawa saya Hakhakhak
Hapusmakanya jadi diri sendiri aja dengan terus memperbaiki ciri khas diri, betul gak sih
BalasHapusBettul banget gayss
HapusJadi kesimpulan nya. Mari mencari jati diri. Dengan mencari spiji terlebih dahulu, karna spiji bisa membantu kita untuk menemukan jati diri sekaligus menutup ruang hati kita yg masih kosong.
BalasHapusSalam spiji (pacar)
Luhh kalau cerita soal spiji demam banget, tapi kalau di suruh langsung kenalan ma cewek mahh demamm sakitt uyyyy
HapusJadi diri sendiri adalah hal yang terbaik namun jangan lupa mencari motivasi diri juga diperlukan karena keduanya seiring berjalan untuk mencari jati diri yang hakiki, hehe
BalasHapusMengoreksi diri misalnya. Mari lebih baik lagi, tinggalkan yang lalu yukk menyambut masa depan dengan percaya diri. Hihi
HapusGue selalu percaya jadi diri sendiri lebih mulia dan dapat diterima asal dalam prosesnya terus berbuat baik. Uhuyyy
BalasHapusUhuyyy, Mari menanamkan kebaikan yang berguna bagi nusa bangsa dan negara dengan percaya diri.
HapusJadi diri sendiri..meskipun pakaian masih Niru idola #ehhh
BalasHapusdi mana aku harus mencari jatidiri.. tolong kasih saya pencerahan...
BalasHapusJati diri sudah ada pada diri kita sendiri, walau nggak kerasa jati diri sudah mengawali kita pada kehidupan
Hapus