Sabtu, 21 November 2015

Pecundang

Dalam lipatan kain itu
kau bersarang
merayap hingga ke sela-sela kasur ku yang kusut
dengan syair-syair indah mu yang penuh
Teka-teki hingga kau seperti dewa.

ketika aku merenung
menjelajahi diri pada langit
agar matahari kembali terang
dan bintang kembali gemintang
bagai pahlawan kesiangan kau datang
hingga lebur dalam legenda

kawan,
disini aku mulai gelisah
melihat sedikit sketsa kejayaan cinta silam
terbungkus rapih dalam bingkai-bingkai naluri
sebab bidadari tak nampak lagi

mengapa tak takut dosa ?
bukankah kau tahu Tuhan ada dan tidak diam ?
cinta tetap lah cinta
tapi cinta mempunyai batas dan aturan

atau
karena kau berharta hingga tak beretika ?
ataukah kau hanya pecundang ?
tak bisa melayangkan sedikit nalar

tengadahkan wajah hingga langit bergetar
semoga Tuhan menyayangimu disetiap ruang dan waktu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar