Dalam lipatan kain itu
kau bersarang
merayap hingga ke sela-sela kasur ku yang kusut
dengan syair-syair indah mu yang penuh
Teka-teki hingga kau seperti dewa.
ketika aku merenung
menjelajahi diri pada langit
agar matahari kembali terang
dan bintang kembali gemintang
bagai pahlawan kesiangan kau datang
hingga lebur dalam legenda
kawan,
disini aku mulai gelisah
melihat sedikit sketsa kejayaan cinta silam
terbungkus rapih dalam bingkai-bingkai naluri
sebab bidadari tak nampak lagi
mengapa tak takut dosa ?
bukankah kau tahu Tuhan ada dan tidak diam ?
cinta tetap lah cinta
tapi cinta mempunyai batas dan aturan
atau
karena kau berharta hingga tak beretika ?
ataukah kau hanya pecundang ?
tak bisa melayangkan sedikit nalar
tengadahkan wajah hingga langit bergetar
semoga Tuhan menyayangimu disetiap ruang dan waktu
kau bersarang
merayap hingga ke sela-sela kasur ku yang kusut
dengan syair-syair indah mu yang penuh
Teka-teki hingga kau seperti dewa.
ketika aku merenung
menjelajahi diri pada langit
agar matahari kembali terang
dan bintang kembali gemintang
bagai pahlawan kesiangan kau datang
hingga lebur dalam legenda
kawan,
disini aku mulai gelisah
melihat sedikit sketsa kejayaan cinta silam
terbungkus rapih dalam bingkai-bingkai naluri
sebab bidadari tak nampak lagi
mengapa tak takut dosa ?
bukankah kau tahu Tuhan ada dan tidak diam ?
cinta tetap lah cinta
tapi cinta mempunyai batas dan aturan
atau
karena kau berharta hingga tak beretika ?
ataukah kau hanya pecundang ?
tak bisa melayangkan sedikit nalar
tengadahkan wajah hingga langit bergetar
semoga Tuhan menyayangimu disetiap ruang dan waktu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar